KERACUNAN MAKANAN
Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual, muntah, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke dalam makanan.
Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari jenis makanan dan penyebabnya.
Umumnya, keracunan makanan bukanlah kondisi yang serius dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini terkadang juga dapat membahayakan dan membutuhkan penanganan khusus oleh dokter.
Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan
Keracunan makanan terjadi akibat konsumsi telur atau seafood mentah, atau makanan yang terkontaminasi kuman, seperti bakteri Salmonella. Kontaminasi bisa terjadi saat proses awal produksi, misalnya saat penanaman atau pengiriman, atau saat sedang diproses untuk dikonsumsi.
Keracunan makanan juga bisa terjadi akibat mengonsumsi buah dan sayuran yang kotor atau tidak dicuci dengan baik, atau tanaman beracun. Pengolahan makanan beku yang tidak benar, misalnya sembarangan mencairkan daging sapi atau ayam, juga bisa menyebabkan keracunan makanan.
Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung pada zat yang mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi. Gejala yang sering muncul antara lain diare, mual, muntah, perut kencang atau kram perut, sakit perut melilit, dan sakit kepala.
Penanganan dan Pencegahan Keracunan Makanan
Pertolongan pertama untuk mengatasi keracunan makanan adalah dengan mencegah dehidrasi. Penderita dapat minum air putih sedikit demi sedikit, dan tidak mengonsumsi makanan pedas atau terlalu manis untuk mencegah muntah. Selain itu, jangan minum obat antimuntah atau antidiare tanpa anjuran dari dokter.
Sementara cara paling efektif untuk mencegah keracunan makanan adalah dengan mengolah dan mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat. Selain itu, hindari jenis makanan yang belum dipastikan keamanannya.
Ciri-Ciri Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah kondisi yang cukup umum yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri, virus, atau parasit berbahaya.
Biasanya, makanan yang mengandung organisme jahat berasal dari makanan yang tidak dimasak, seperti ikan mentah, buah dan sayuran mentah, atau telur mentah.
Karena ada berbagai jenis organisme yang dapat menyebabkan keracunan makanan, gejala dan tingkat keparahannya dapat bervariasi.
Selain itu, jarak waktu dari seseorang mengonsumsi makanan terkontaminasi hingga saat timbul gejala dapat berkisar mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Nah, berikut adalah beberapa ciri-ciri keracunan makanan yang paling umum terjadi.
1. Diare
Diare ditandai dengan tinja encer ketika buang air besar dalam periode 24 jam. Kondisi ini adalah gejala paling umum dari keracunan makanan.
Ini terjadi karena peradangan yang membuat usus tidak berfungsi dengan baik dalam menyerap kembali air dan cairan lain yang dikeluarkannya selama pencernaan.
Diare juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti perut mulas, kembung, atau kram perut.
Karena kondisi ini menyebabkan kehilangan banyak cairan, pengidapnya akan berisiko mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi air putih agar tetap terhidrasi.
Ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengatasi keracunan makanan.
Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 7 Rekomendasi Obat Keracunan Makanan agar Cepat Pulih“.
2. Nyeri dan Kram Perut
Nyeri perut biasanya terasa di sekitar batang tubuh, atau area di bawah tulang rusuk di atas panggul.
Dalam kasus keracunan makanan, organisme berbahaya dapat menghasilkan racun yang mengiritasi lapisan lambung dan usus.
Hal ini pun dapat menyebabkan peradangan di perut yang dapat menyebabkan rasa nyeri di perut.
Pengidap keracunan makanan juga mungkin mengalami kram perut, karena otot perut berkontraksi untuk menyingkirkan organisme berbahaya dari usus secepat mungkin.
3. Sakit Kepala
Sakit kepala memang kondisi yang sangat umum. Orang dapat mengalaminya karena berbagai alasan, seperti stres, minum terlalu banyak alkohol, dehidrasi, dan kelelahan.
Karena keracunan makanan dapat menyebabkan seseorang menjadi lelah dan dehidrasi, hal itu juga dapat menyebabkan sakit kepala.
4. Mual dan Muntah
Muntah sangat umum dialami oleh pengidap keracunan makanan.
Kondisi ini terjadi ketika otot perut dan diafragma berkontraksi dengan kuat, memaksa tubuh dengan tanpa sadar mengeluarkan isi perut melalui mulut.
Ini adalah mekanisme perlindungan yang terjadi ketika tubuh mencoba untuk menyingkirkan organisme atau racun yang terdeteksi berbahaya.
5. Demam
Demam sering terjadi sebagai bagian dari pertahanan alami tubuh terhadap infeksi.
Zat penghasil demam yang disebut pirogen memicu kenaikan suhu.
Zat ini dilepaskan baik oleh sistem kekebalan atau bakteri yang telah memasuki tubuh melalui makanan yangtelah terkontaminasi.
6. Kelelahan
Kelelahan adalah gejala selanjutnya dari keracunan makanan. Gejala ini terjadi karena adanya pelepasan zat kimia yang disebut sitokin.
Cara Mengobati Keracunan Makanan
Untuk mencegah keracunan makanan, pastikan untuk lebih memerhatikan kebersihan pribadi dan makanan yang baik.
Misalnya, memastikan dapur selalu bersih, mencuci tangan secara teratur, mengolah dan memasak makanan dengan cara yang benar.
Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak serius dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Jika kamu mengalami beberapa gejala di atas, cobalah untuk beristirahat dan tetap terhidrasi.
Mengonsumsi obat seperti antibiotik juga dapat membantu.
Pencegahan Keracunan Makanan
- Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah mengolah makanan.
- Masak makanan hingga matang sempurna: Pastikan makanan dimasak pada suhu yang tepat untuk membunuh bakteri.
- Simpan makanan dengan benar: Simpan makanan pada suhu yang tepat dan pisahkan makanan mentah dan matang.
- Cuci buah dan sayuran: Cuci buah dan sayuran dengan bersih sebelum dikonsumsi.
- Hindari makanan yang sudah kadaluarsa: Perhatikan tanggal kedaluwarsa pada kemasan makanan.
Cara Mengatasi Keracunan Makanan
- Istirahat yang cukup: Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih.
- Minum banyak cairan: Ganti cairan yang hilang akibat muntah dan diare. Minum air putih, larutan oralit, atau kuah bening.
- Hindari makanan padat: Biarkan sistem pencernaan beristirahat. Mulailah dengan makanan ringan seperti pisang, nasi, dan apel setelah gejala mereda.
- Konsumsi obat pereda nyeri: Obat seperti paracetamol dapat membantu meredakan gejala seperti sakit kepala dan demam.
- Jangan sembarangan minum obat: Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Segera ke dokter: Jika gejala tidak membaik dalam 24 jam atau jika Anda mengalami gejala yang parah seperti demam tinggi, darah dalam tinja, atau kesulitan bernapas, segera periksakan ke dokter.