ASN BerAKHLAK #Bangga Melayani Bangsa

Detail Berita

Pertolongan Pertama

Blog Single

Pertolongan pertama adalah bantuan yang diberikan kepada orang yang sakit atau cidera, sebagai penanganan awal sampai penangan lebih lanjut dan lenkap dapat diberikan. Pertolongan pertama bukan hanya diberikan terkait cidera atau kondisi

sakit secara fisik melainkan juga perawatan dini lainnya, misalnya dukungan psikososial bagi masyarakat yang mengalami tekanan kejiwaan yang terjadi karena pengalaman menyaksikan kejadian yang menimbulkan trauma.

 

Tujuan dari tindakan PPGD (Pertongan Pertama Gawat Darurat) ini diantaranya adalah :

  1. Mempertahankan korban tetap hidup sembari menunggu bantuan medis datang
  2. Membuat keadaan penderita tetap stabil
  3. Mengurangi rasa nyeri, dan ketidaknyamanan dan rasa cemas seorang korban
  4. Menghindarkan kecacatan yang lebih parah.

Seorang penolong dalam langkah penyelamatannya wajib menjaga keselamatan diri, penderita dan orang orang sekitarnya. Dapat menganalisa dan mengatasi jenis masalah yang dapat mengancam nyawa korban serta memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban. Mengingat penolong hanya bertugas untuk mempertahankan kondisi korban hingga tim bantuan medis datang, maka korban wajib mencari bantuan dan rujukan secepatnya. Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat, dan sebisa mungkin mempersiapkan transportasi bagi korban bila diperlukan. Beberapa situasi gawat darurat yang sering ditemukan di lapangan yaitu diantaranya : tenggelam, pingsan, pendarahan, fracture (patah tulang), gigitan hewan berbisa, luka bakar, dan lain sebagainya. untuk penjelasan lebih lanjut terhadap penanganan masing masing situasi tersebut akan dijabarkan pada artikel selanjutnya.

 

Pada saat melakukan pertolongan seorang penolong wajib untuk menguasai keadaan yang sedang terjadi. Orang yang bertindak sebagai penolong tidak boleh panik dalam bertindak, tetap melakukan tindakan yag cekatan namun tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban korban yang menderita luka ringan dapat digerakkan untuk turut membantu proses pertolongan, dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban dengan kondisi paling parah dengan kemungkinan hidup yang masih ada. Sebagai penolong kita harus melakukan penilaian terkait kejadian yang terjadi. Apakah ada bahaya susulan atau ada faktor yang dapat membahayakan keselamatan penolong. Cukuplah korban yang ada untuk diupayakan keselematannya, jangan menambah masalah dengan menjadi penolong yang juga harus ditolong. Ingat, keselamatan penolong nomor satu. Jika penolong sudah dapat memastikan keadaan sudah aman, maka tindakan selanjutnya adalah :

  1. Memperkenalkan diri bila ,memungkinkan, nama, organisasi, dan hal hal penting lainnya. Hal ini sebagai langkah awal yang penting dilakukan. Perkenalan diri kepada orang orang disekitar kejadian akan memudahkan penolong bilasanya hal hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti nyawa korban sudah tidak tertolong. Jangan sampai kita yang berniat untuk menolong malah dikira sebagai pelaku atau berkaitan dengan kejadian yang terjadi.
  2. Langkah selanjutnya dengan mengenali kondisi korban dan melakukan tindakan penyelamatan sesuai dengan kondisi yang diderita korban. Apakah situasi penderita termaksud kasus trauma atau kasus medis. Jika termaksud kasus truma, jika mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba, misalnya luka bakar, patah tulang, dan lain sebagainya. sedangkan gejala medis jika tidak ditemukan tanda tanda fisik, seperti sesak nafas, pingsan, dan sebagainya.
  3. Periksa respon dengan metode ASNT
  • A = Awas (penderita sadar dan mengenali keberadaan lingkungannya)
  • S = Suara (Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengarkan suara.
  • N = Nyeri (Penderita hanya merespon terhadap ransangan nyeri seperti cubitan, dll.)
  • T = Tidak Respon (Penderita tidak respon terhadap ransangan apapun)

Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif dengan membuka jalan nafas dengan cara mengangkat dagu menekan dahi. Pastikan pula mulut korban bersih, tidak ada sisas makanan atau benda lain yang menyumbat saluran nafas. Setelah itu lakukan pemeriksaan fisik dengan cara amati dan raba. Pastikan luka apa saja yang di derita oleh korban. Bila tidak ada tanda yang terlihat dengan pengamatan, bisa dengan melakukan perabaan pada bagian bagian tubuh seperti luka memar atau fracture. Jika memungkinkan, lakukan wawancara lanjutan mengenai kondisi korban, penyakit yang pernah diderita, keluhan utama, makanan dan minuman terakhir, alergi yang dialami, dan lain sebagainya.

sar-blog1.jpgSetelah selesai melakukan tindakan, selanjutnya, lakukanlah pemeriksaan berkala sesuai dengan berat ringannya situasi yang dihadapi. Pada kasus yang berat, diperlukan pemeriksaan berkala selama 5 menit sekali untuk memastikan keadaan korban dari waktu ke waktu hingga pertolongan medis datang, sedangkan pada kasus yang ringan, bisa dilakukan setiap 15 menit sekali. Hal hal yang perlu di perhatikan adalah ;

  1. Keadaan respon
  2. Periksa kembali jalan napas korban
  3. Nilai kembali pernafasan, frekuensi, dan kualitasnya
  4. Periksa kembali nadi penderita
  5. Nilai kembali keadaan kulit, dengan memeriksa suhu, kelembaban dan kondisinya
  6. Pertahankan komunikasi dengan korban bila korban masih sadar.

Tindakan pertolongan akan selalu dibutuhkan dalam setiap kondisi gawat darurat. Kita harus sadar betul peran kita disana hanyalah sebagai penyambung hidup sementara bagi korban. Jangan sampai kita merasa bahwa kita lah yang membawa kesehatan dan karena kitalah seorang korban tertolong, karena tidak lain semua itu merupakan kehenddak Allah SWT sebagai penentu takdir. Setiap tindakan yang diambil harus berdasarkan ilmu tentang pertolongan dasar, atau juga pengalaman pada kejadian yang ada. Jangan sekali kali anda melakukan pertolongan bila anda tidak tahu sedikitpun tentang kejadian tersebut. Bila kita merupakan penolong yang kurang dengan ilmu dan pengalaman, maka sebaiknya bentuk pertolongan yang bisa kita jalankan adalah dengan berusaha menghubungi penolong lain yang berkapanilitas untuk kejadian itu.

Pelaku Pertolongan Pertama:

1.  Awam : Masyarakat yang berada disekitar tempat kejadian yang tidak memiliki pengetahuan Pertolongan Pertama.

2. Pelaku Pertolongan Pertama : Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali datang di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

3. Tenaga terlatihTenaga profesional yang telah terlatih secara khusus dan profesional untuk menangani kegawat daruratan, yaitu tenaga medis, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal lainnya dalam melakukan tugas:

1. Alat Pelindung Diri (APD)

    a. Sarung Tangan Lateks

    b. Kacamata Pelindung

    c. Baju Pelindung

    d. Masker

    e. Masker Resusitasi

    f. Helm

2. Pencegahan penyakit menular

    Seorang Pelaku Pertolongan Pertama wajib menjaga dirinya dari kemungkinan mengalami kontaminasi melalui media darah maupun cairan tubuh lainnya. Penilaian awal (Primary Assessment) merupakan bagian terpenting dari proses

penilaian korban, di dalamnya seorang pelaku pertolongan harus mengidentifikasi dan mengatasi kondisi yang dapat menyebabkan ancaman langsung terhadap kehidupan korban. Ancaman hidup biasanya melibatkan masalah, jalan napas (Air

Way), pernapasan (Breathing), peredaran darah (Circulation), tingkat kesadaran atau masalah sistim persyarafan (Disability) dan paparan bahaya lainnya terhadap korban yang berpotensi mengancam kehidupan dan dapat mengakibatkan kecacatan (Exposure & Environments Control). Dengan demikian langkah - langkah penilaian awal tergantung kebutuhan pasien dan situasi dimana pasien diketemukan, termasuk didalamnya; mendapatkan kesan umum korban, menilai respon, menilai secara cepat C-A-B (circulation, airway dan breathing) untuk pasien dengan kesan umum tidak ada tanda kehidupan atau tidak teraba adanya denyut nadi, dengan kata lain membutuhkan bantuan hidup dasar, atau menilai secara cepat A-B-C (airway, breathing dan circulation) untuk pasien dengan kesan umum masih tampak jelas tanda – tanda kehidupannya. Saat penolong tiba di tempat kejadian langkah pertama yang harus dicermati dan dilakukan adalah menilai keadaan. Penilaian keadaan bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang “Bagaimana situasi saat itu, kemungkinan apa yang akan terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya” atau sering disebut dengan pengelolaan bahaya (Danger Management). Jadi saat pertolongan dilakukan harus terjamin keamanan bagi penolong, korban dan lingkungan sekitar.

Share this Post: